Mesin-mesin kekuatan – Ismail Hashim Yahaya

Perkembangan politik dan sosial yang berlaku akhir-akhir ini memperlihatkan bahawa terdapat kekuatan-kekuatan tertentu yang telah menarik komponen-komponen tubuh bangsa ini ke segala arah sehingga menimbulkan situasi-situasi kebimbangan dan ketidakpastian.

Pandangan bekas Perdana Menteri Tun Dr Mahathir Mohamad mengenai kuasa Melayu yang akan terhakis seolah-olah semacam telur di hujung tanduk itu telah menimbul situasi-situasi seumpamanya. Contoh yang menimbulkan kebimbangan di kalangan orang Melayu seperti benarkah jika Umno tidak berkuasa keadaan huru hara akan timbul atau Melayu hilang kuasa dan kedaulatan?

Apakah parti-parti lain tidak boleh memainkan peranan mewakili orang Melayu? Rasanya konfigurasi ini harus ditukar bagi menciptakan kepelbagaian dalam politik Melayu.

Setidak-tidaknya terdapat empat jenis daya penarik yang berupaya menanamkan pengaruhnya di dalam masyarakat yang berpotensi menciptakan situasi-situasi kebimbangan dan ketidakpastian ini. Situasi-situai boleh direka, direkayasa dan dijenterakan melalui mesin-mesin kekuatan.

Situasi semacam ini dimungkinkan disebabkan oleh kekuatan-kekuatan penarik tersebut yang menarik komponen-komponen bangsa ini ke arah situasi yang merosak dan menghancurkan atau ke arah positif dan konstruktrif.

Pertama, kekuatan ledakan, sebuah peledakan ke arah luar seperti letupan bom dan kehancurannya bertebaran menjadi berjuta partikel.

Ini adalah metafora untuk sebuah kekuasaan tunggal yang tiba-tiba meledak atau berada di ambang kejatuhan. Sejak merosot kuasa komponen “tunggal” yang memperjuangkan nasib pelbagai kaum bangsa dalam pilihan raya di beberapa negeri ia menjelma menjadi partikel-partikel yang pecah berserakan, yang saling mencari wilayahnya masing-masing, yang saling mencari ruang kebebasannya masing-masing.

Ia menjelma menjadi kekuatan pemisah (komponen-komponen pakatan), kekuatan pepecahan (pepecahan dalam parti tunggal yang memperjuangkan orang Melayu) dan mungkin kekuatan-kekuatan yang berupaya melepaskan diri dari cengkaman komponen tunggal.

Kedua, apa yang dikatakan Jean Braudrillard dalam Forget Foucault sebagai kekuatan ledakan dalaman, sebuah ledakan dalaman yang berupaya menarik partikel-partikel oleh daya graviti ke arah sebuah lubang hitam.

Inilah sebuah metafora dari sebuah kekuasaan tunggal yang goyah dan menjelma menjadi partikel-partikel kekuasaan yang meledak ke arah dalaman saling berdesakan seperti isu perkauman, agama dan tuntutan orang Melayu melalui Perkasa dan dasar 1Malaysia dan tuntutan bukan Melayu ke arah kesamarataan.

Kekuasaan ledakan dalaman yang saling berdesakan, saling berteriakan, saling mendorong untuk memperebutkan sebuah kekuasaan yang kian goyah.

Ketiga, apa yang dinyatakan Gilles Delueze dan Felix Guattari dalam Nomadology sebagai kekuatan nyah wilayah(deteritotality), ajang perebutan wilayah kekuasaan politik - sebuah geo-politik - yang tidak terikat kepada sebuah parti “Tunggal”.

Ini adalah politik “memperebutkan” ruang dari masyarakat akar umbi seperti pengusaan wilayah (monopoli luar bandar). Kebimbang kehilangan pengaruh dan perebutan kuasa akar umbi di luar bandar.

Keempat, adalah kekuatan pencetus, pemicu atau penghasut – sebuah kekuatan dahsyat yang boleh mengemparkan dan mengadu-dombakan masyarakat. Kekuatan ini boleh mencetuskan kekacauan dalam ketidakpastian dan kebimbangan, yang menciptakan kekacauan, huru-hara atau keganasan dalam kedamaian, yang menciptakan ketakutan dan kengerian dalam kerukunan.

Mereka boleh membakar sumbu-sumbu isu-isu sensitif menjadi ledakan kebencian dan permusuhan. Mereka dapat meledakkan pohon persatuan dan penyatuan menjadi berjuta partikel pemisahan lagi dan peleraian.

Mereka dapat merubah gerakan-gerakan perjuangan bangsa menjadi kuda politik dan menungganginya untuk kepentingan mereka sendiri.

Dalam menaburkan benih-benih kekacauan atau chaos di antara limpahan ledakan dalaman yang membawa kepada kemunculan NGO dan parti mewakili orang Melayu yang lantang memperjuangkan nasib bangsa, kita bimbang akan kehadiran parti-parti atau NGO semu yang tugasnya adalah menciptakan kekacauan dan kegagalan demokrasI.

Apa yang kita bimbangi akan kehadiran suatu wacana yang disebutkan sebagai chaosophy – sebuah wacana pemikiran dan tindakan untuk menciptakan dengan sengaja situasi-situasi chaos di dalam masyarakat demi untuk untuk keuntungan politik tertentu. Inilah dia para intelektual, penghasut, pembuat kacau, tukang canang, tukang pusing berita yang digolongkan ke dalam mesin chaos atau the chaos machine yang menciptakan mesin-mesin kekuatan.

Situasi chaos (kacau bilau) ini ditandai dengan ketidakstabilan serta kebarangkalian pergerakan politik dan sosial dalam setiap skalanya.

Berbagai kekuatan mesin akan menarik masyarakat secara acak dari segala penjuru dan ke segala penjuru menciptakan situasi kegelisahan, ketidakpastian bahkan ketakutan.

Persoalan-persoalan seperti adakah orang Melayu hanya aman diperintah oleh Umno? Sekiranya parti atau kumpulan lain memerintah adakah orang Melayu akan diketepikan dan menerima nasib buruk?

Dalam situasi chaos, masyarakat selalu dihantui oleh berbagai ancaman seperti keselamatan oleh isu perkauman dan agama akan tetapi tidak mempunyai harapan untuk mendapatkan perlindungan, keamanan sosial dan politik dan keadilan kerana tiada lagi yang dapat dipercayai: ketidakpercayaan kepada pemerintah kerana tidak berjaya mengendalikan isu-isu nasional dan sensitif kepada negara, ketidakpercayan kepada aparat keamanan tidak mampu menjaga keselamatan dan ketidakpercayaan kepada penghakiman yang dianggap tidak dapat memberi keadilan.

Situasi chaos ini juga menimbulkan suatu keadaan tidak menentu: pembangunan sosial yang tidak dapat pembelaan dalam masyarakat (masalah kebejatan sosial); pergerakan arus modal yang tidak meningkat dan diperhitungkan dalam sesebuah iklim ekonomi; pergerakan massa rakyat yang tidak diketahui arahnya dalam sebuah iklim politik - semua ini adalah situasi tidak menentu yang berlaku.

Apa yang berlaku adalah suatu situasi turun naik antara kebenaran dan kepalsuan, antara moral dan tidak bermoral. Kebenaran dipermainkan dan nilai-nilai moral diputarbelitkan. Namun bagaimanapun suramnya perjalanan ini, ada sebuah peringatan yang perlu diperhatikan iaitu bahwa jangan sampai komponen-komponen bangsa ini ditarik oleh sebuah kekuatan yang jahat yang dapat membawa bangsa ini ke jurang krisis dan kehancuran.

* Ismail Hashim Yahaya adalah pensyarah di Fakulti Komunikasi dan Media di Universiti Industri Selangor (Unisel), kampus Shah Alam.

Comments

Optimized Search

Popular posts from this blog

BAGAIMANA GAMBAR AWEK MELAYU BOGEL BOLEH TERSEBAR DIDALAM BLOG??

Scandal: Alyssa The Scandal Queen

Thank you, 2012